BantulMedia.com – Setelah drama Snowdrop menimbulkan kontroversi sebelum drama tersebut tayang, kini gelombang penolakan semakin bermunculankarena distorsi sejarah.
Inilah 6 Kontroversi Yang Terjadi Dalam Drama Snowdrop, Simak Penjelasannya
Permintaan penghentian itu disampaian melalui petisi ke Gedung Biru, lembaga perwakilan pemerintah yang menerima pengaduan dan protes masyarakat. Petisi tersebut kini telah mendapat tanda tangan oleh lebih dari 200.000 orang.
Dengan jumlah tersebut, Blue House berkewajiban untuk menanggapi petisi tersebut. Apa sebenarnya keberatan para pemohon tersebut? Berikut kronologi kontroversi drama Korea Snowdrop.
Sinopsis drama Snowdrop ini menceritakan tentang dua mahasiswa yang bertemu dalam keadaan rumit dan kemudian jatuh cinta. Dalam drama ini, Jisoo BLACKPINK berperan sebagai Young-ro, seorang mahasiswi sastra Inggris di Universitas Wanita Hosu.
Sementara itu, Jung Hae-in memerankan Lim Soo-ho, seorang mahasiswa pasca sarjana di universitas terkenal Jerman yang akhirnya kembali ke Korea Selatan. Namun sebenarnya dia adalah mata-mata Korea Utara yang secara tak sengaja dianggap sebagai aktivis demokrasi.
Adegan Peristiwa dan Unsur Politik Drama Snowdrop
Drama ini berlatar tahun 1987. Pada tahun tersebut merupakan tahun yang sangat penting bagi gerakan pro-demokrasi di Korea Selatan yang saat itu berada di bawah rezim militer Presiden Chun Doo-hwan.
Saat itu, pemerintahan Chun Doo-hwan telah medapat oleh berbagai demonstrasi mahasiswa di Korea. Namun, demonstrasi ini selalu ditangani dengan kekerasan. Termasuk pemberontakan Gwangju dari 18-27 Mei 1980, yang menewaskan ratusan orang.
Kemarahan publik meledak ketika Park Jong-cheol, seorang mahasiswa di Universitas Nasional Seoul, meninggal karena polisi yang menangkapnya dan menginterogasinya menggunakan metode penyiksaan waterboarding. Di sinilah lahirnya June Democracy Movement dan berlangsung dari 10 Juni hingga 29 Juni 1987.
Dalam demonstrasi besar-besaran ini, banyak mahasiswa dan warga yang ditangkap dengan tuduhan menjadi mata-mata Korea Utara yang ingin bergabung dengan gerakan demokrasi. Banyak warga yang mendapat siksaan untuk membuat pengakuan. Pada saat yang sama, Presiden Chun Doo-hwan berencana untuk menunjuk sekutunya Roh Tae-woo sebagai presiden berikutnya.
Kontroversi Yang Terjadi Dalam Drama Snowdrop
1. Sebelum Snowdrop
Pada bulan Juli lalu, petisi pertama sudah terjadi dan publik meminta agar Snowdrop tidak ditayangkan. Penilaian ini berdasar pada sinopsis yang beredar, yang mendapat kekhawatiran tidak menghormati gerakan pro-demokrasi dan meromantisasi serta berkonotasi positif terhadap NSP.
Namun, karena drama tersebut belum tayang saat itu, pihak Blue House menjawab bahwa drama tersebut tidak dapat menghentikannya. Yang bisa mereka lakukan adalah memantau konten drama tersebut jika nanti tayang pada waktunya.
2. Nama Karakter yang Diperankan oleh Jisoo
Awalnya nama karakter yang diperankan oleh Jisoo adalah Young-cho. Nama ini bukanlah nama asing bagi orang Korea karena ia adalah pemimpin gerakan demokrasi di Korea Selatan.
Suami Young Cho sekarang adalah seorang pria demokratis, yang mendapat siksaan sampai mati dengan tuduhan palsu sebagai mata-mata. Karena kritik keras dari masyarakat, tim produksi kemudian mengubah nama dari Young-cho menjadi Young-ro.
3. Deskripsi Karakter Lee Gang-Mu
Dalam deskripsi karakter anggota NSP, ia disebutkan sebagai orang yang sibuk menangkap orang jahat. Ayahnya juga dikisahkan sebagai tokoh yang tewas saat memburu mata-mata.
Deskripsi ini juga menggambarkan anggota NSP sebagai sosok “putih”, padahal pada masa itu tindakan NSP meninggalkan trauma pada masyarakat Korea.
Baca juga:
Alasan Mengapa Drama Snowdrop Masih Bertahan, Rating Meningkat
Selain itu karakter dari ayah Young-ro, yang merupakan ketua NSP, juga berkonotasi positif. Dalam deskripsinya, karakter tersebut adalah seorang diktator pada saat bekerja, namun hatinya lembut karena ia menyukai seni.
Faktanya, ketua NSP Jang Se-dong adalah tangan kanan pada masa Presiden Chun Doo-hwan, yang banyak orang kenal karena menutupi pembunuhan brutal dengan tujuan membuat orang curiga bahwa itu adalah pekerjaan Korea Utara.
Baca juga:
4. Penggunaan Lagu
Pada episode pertama, Snowdrop menggunakan lagu sejarah Sola Blue Sola yang teksnya menceritakan tentang kesedihan dan kemenangan mereka yang sedang memperjuangkan demokrasi saat itu. Lagu itu menjadi musik latar saat Lim Soo-ho dikejar oleh Lee Gang-Mu.
Adegan ini kembali mendapat kritik karena tidak simpatik dan tidak peka terhadap cerita lagu tersebut. Penggunaan lagu dalam adegan itu juga dipandang mendiskreditkan gerakan pro-demokrasi yang dijalankan mahasiswa.
Karena drama ini juga ditayangkan di seluruh dunia di Disney +, dikhawatirkan penonton internasional akan salah menilai gerakan pro-demokrasi di Korea Selatan.
5. Kesamaan Karakter Ayah Lim Soo-ho
Selain kesamaan nama karakter Jisoo, ada juga kesamaan antara karakter ayah Lim Soo-ho dengan tokoh asli bernama Yun Insang.
Penggambaran di episode kedua yaitu ayah Soo-ho adalah peraih medali terkenal di Berlin yang mendapat penganiayaan dan tidak bisa kembali ke Korea. Kemudian Soo-ho, yang dibesarkan di Jerman, kembali ke Korea Selatan sendirian sebagai orang dewasa.
Sementara itu, tokoh asli Yun Insang merupakan seorang musisi yang telah memenangkan banyak penghargaan musik tetapi tidak mendapat izin untuk kembali ke Korea Selatan. Pada saat itu, mahasiswa Korea-Jerman memang mendapat tuduhan sebagai mata-mata. Yun Gissang disiksa dan dipaksa mengaku sampai akhirnya ditangkap.
Kejadian ini mendorong banyak rekan senimannya untuk menandatangani petisi untuk kebebasannya. Setelah kejadian ini, ia mengambil bagian dalam gerakan pro-demokrasi Korea Selatan. Kesamaan itu semakin jelas ketika ternyata ayah Soo-ho tidak bisa kembali ke tanah airnya dan terpaksa tinggal di Berlin.
6. Penarikan Sponsor
Para sponsor dalam Snowdrop ini sudah mulai menarik produk mereka yang muncul di sana. Salah satu dari tiga sponsor utama, P&J Group, juga mengundurkan diri.
Jawaban JTBC Terkait Beredarnya Kontroversi
Pada Selasa (21/12), JTBC yang sempat menayangkan drama ini akhirnya memberikan pernyataan akan tetap menayangkan Snowdrop.
“Latar belakang dan motif peristiwa penting di Snowdrop adalah pengambilalihan kekuasaan oleh rezim militer. Dengan mengingat hal itu, kontennya adalah cerita fiktif tentang partai yang berkuasa yang bekerja sama dengan pemerintah Korea Utara untuk mempertahankan otoritasnya. Snowdrop adalah karya kreatif yang menampilkan kisah-kisah pribadi individu. yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh pihak berwenang, “tulis JTBC, mengutip Soompi.”
“Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di Snowdrop. Pemeran utama pria dan wanita tidak akan ditampilkan di episode 1 dan 2 sebagai partisan atau pemimpin gerakan demokratisasi dan tidak akan ditampilkan di episode mendatang,” tambah JTBC.
Selain itu, JTBC akan terus mempertimbangkan saran dari masyarakat dengan membuka kolom Komentar di websitenya.
Dari berbagai kontroversi drama Snowdrop ini apakah Anda tertarik menonton dramanya?
Komentar
Posting Komentar